Menelusuri Jejak Sejarah Fushimi di Sepanjang Jalan Setapak Momoyama
Kyoto merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Jepang. Mantan ibukota Jepang ini menawarkan sisi historis Jepang yang tidak banyak ditonjolkan oleh objek wisata lainnya. Salah satu daya tarik Kyoto adalah Kecamatan Fushimi (Fushimi Ward, red.), dimana salah satu kuil terkenal di Jepang, Fushimi-Inari, berada. Selain Fushimi-Inari, Fushimi juga menyimpan segudang tempat bersejarah yang menarik untuk ditelusuri. Melalui kegiatan Momoyama Trail Walk, sisi historis Fushimi akan terungkap dengan berkelana melalui jalan setapak Momoyama yang indah.
Penjelasan Sisi Historis Fushimi
Di setiap tahunnya, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan sejarah kepada masyarakat yang tinggal di Fushimi, Kyoto oleh sebuah organisasi nirlaba yang bernama Momoyama Project. Organisasi yang didirikan pada April 2012 ini memiliki tujuan untuk kembali melestarikan daerah Momoyama di Fushimi, Kyoto dengan menanam pohon persik atau momo, pohon yang merupakan simbol Fushimi dan dahulu kala menjadi komoditas utama perdagangan antara Kyoto dan Osaka. Informasi lebih lanjut tentang Momoyama Project dapat dilihat di sini dan di sini.
Diskusi terbuka antara peserta dan narasumber (dokumentasi penulis)
Acara dibuka dengan diskusi dan penjelasan singkat tentang sejarah Fushimi dari berbagai masa yang dipimpin oleh sejarawan Wakabayashi Masahiro. Narasumber menjelaskan sejarah Fushimi dalam berbagai media mulai dari lukisan kuno, foto lama, dan peta lama Fushimi yang dibandingkan dengan kondisi terkini. Terlihat jelas bagimana perubahan-perubahan yang terjadi dari zaman Edo hingga saat ini, yang dapat dikatakan masih cukup terjaga sisa-sisa kejayaan masa lampau. Para peserta terlihat antusias mendengarkan penjelasan narasumber dan memberikan diskusi yang menarik. Acara ini menjadi pengantar sebelum melakukan perjalanan melalui jalan setapak Momoyama.
Perjalanan Menyusuri Jalan Setapak Momoyama
Kegiatan dilanjutkan dengan menelusuri berbagai jalan setapak di Momoyama. Rute yang ditempuh cukup jauh sekitar 4,5 KM dengan berjalan kaki dan terdiri dari berbagai objek, mulai dari pusat perbelanjaan, perumahan warga, sekolah, beberapa kuil, kastil, hingga puncak bukit Momoyama. Di sepanjang perjalanan, peserta berhenti sesaat untuk mendengarkan penjelasan dari narasumber dan mengagumi perubahan yang terjadi saat ini.
Peserta mulai berjalan menuju bukit Momoyama (dokumentasi penulis)
Tidak hanya penjelasan mengenai perubahan bangunan dari masa-masa di setiap titik yang dilalui, peserta juga dijelaskan mengenai kegiatan yang telah dilakukan oleh Momoyama Project, yaitu proses pelestarian lingkungan dengan penanaman pohon persik atau momo. Momo yang merupakan simbol Fushimi, dahulu kala merupakan komoditas yang sangat penting di perdagangan antara Kyoto dan Osaka. Buah ini dulunya dibudidayakan oleh para samurai yang kehilangan pekerjaannya, lalu dijual ke penduduk sekitar dan luar Kyoto, sayangnya seiring berjalannya waktu kepopuleran buah momo semakin berkurang, akhirnya tidak banyak orang lagi yang tertarik untuk melanjutkan untuk membudidayakannya hingga hilang sama sekali. Kali ini, Momoyama Project bekerja keras untuk mengembalikan kondisi Fushimi seperti dulu kala, yang lestari dengan pohon momo.
Salah satu pohon momo hasil pelestarian Momoyama Project (dokumentasi penulis)
Perjalanan dilanjutkan dan berhenti untuk pertama kali di Gokonomiya Shrine. Kuil ini merupakan salah satu kuil tertua di Jepang dan telah ada sejak sebelum abad ke-8 masehi. Kuil ini dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai benteng pelindung Fushimi dan menjadi tempat peribadahan yang sakral. Di kuil ini juga terdapat air berasa manis yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sebelumnya, kuil ini bernama Mimuro Shrine lalu Emperor Showa merubah namanya menjadi Gokonomiya di tahun 862 M karena hal tersebut.
Pemandangan di dalam Gokonomiya Shrine (dokumentasi penulis)
Setelah berjalan beberapa saat, tempat kedua yang dikunjungi adalah Fushimi-Momoyama Castle. Kastil ini merupakan hasil pembangunan ulang di tahun 1964 oleh Pemerintah Jepang dari Fushimi Castle yang ditinggalkan sejak tahun 1624, yang kemudian runtuh disebabkan oleh berbagai serangan pemberontak dan gempa bumi. Di sini merupakan objek wisata yang indah dan sangat bisa untuk dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menikmati mekarnya sakura dan berpiknik ria bersama keluarga (ohanami).
Terlihat banyak sakura bermekaran di Fushimi Momoyama Castle (dokumentasi penulis)
Perjalanan berlanjut hingga sampailah di destinasi terakhir yaitu puncak bukit Oiwa. Di sini merupakan salah tempat dimana penduduk dan wisatawan dapat melihat hampir seluruh pemandangan Fushimi dari ketinggian sekita 960 M. Kegiatan ditutup disini dengan bersantap makan siang bersama dan saling merefleksikan kondisi Fushimi di masa lalu dan bagimana akan berkembang di masa depan. Sinar matahari yang cerah disertai hembusan angin yang sepoi-sepoi membuat suasana semakin syahdu dan menentramkan.
Para peserta bercengkrama di atas bukit Oiwa (dokumentasi penulis)
Serangkain acara Momoyama Trail Walk berakhir di sini dan para peserta terlihat puas mengikuti serangkaian acara. Dengan adanya acara seperti ini, penduduk Fushimi umumnya serta wisatawan khususnya dapat mempelajari sejarah Fushimi dengan baik dan menyenangkan. Semoga Fushimi akan tetap lestari di masa depan dan dapat kembali dipenuhi pohon momo yang indah.